Rumah Gadang ; Bangunan Arsitektur Tinggi dari Ranah Minang

Rumah Gadang merupakan salah satu dari sekian banyak hasil peradaban kebudayaan, dan seni tradisi yang mengisi keragaman arsitektur tradisional di Indonesia. Rumah adat ini merupakan simbol arsitektur yang dimiliki oleh suku Minangkabau. Rumah gadang bagi masyarakat Minangkabau dimiliki oleh suatu keluarga atau kaum dan simbol tradisi matrilineal dimana rumah gadang didominasi oleh kaum perempuan dan garis keturunan perempuannya.

Gambar : Istana Pagaruyung (April, 2015)

Fungsi Rumah Gadang adalah sebagai tempat tinggal bagi garis keturunan matrilineal dan juga sebagai tempat melaksanakan kegiatan adat dan ritual di Minangkabau. Bangunan ini, dapat kita temukan biasanya dimiliki oleh suatu keluarga atau suatu kaum. Bangunan rumah gadang yang dimiliki oleh suatu Keluarga biasanya berukuran lebih kecil daripada yang dimiliki oleh suatu kaum. Karena rumah yang dimiliki oleh suatu kaum, mempertimbangkan untuk menampung gabungan keluarga yang memiliki satu garis keturunan / suku di Minangkabau.

Gambar.  Rumah Gadang Kampai Nan Panjang, Kab. Tanah Datar

Proses perencanaan, pencarian bahan, tata cara membangun, model, materi, bentuk hingga ukiran dari sebuah rumah gadang. Mengandung makna dan filosofi tersendiri, yang menjadi pelajaran dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Pada zaman dahulu hingga sebelum berkembangnya bangunan modern, kompleks Rumah Gadang biasanya memiliki dua hingga enam buah rangkiang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi milik keluarga atau kaum yang menghuni di Rumah Gadang. Selain itu Rumah Gadang Kaum pada masanya memiliki satu surau kaum yang dipergunakan untuk tempat menuntut ilmu agama dan mengaji.

Rumah Gadang di Minangkabau memiliki tipe dan ragam bentuk yang beraneka ragam. Tipe Rumah Gadang di Minangkabau terdiri dari Rumah Gadang Atok Bagonjong dan Rumah Gadang Atok Tungkuih Nasi. Rumah Gadang bagonjong identik dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau, bahkan menurut beberapa pendapat atap ini mengadaptasi bentuk kepakan sayap garuda yang banyak ditemui diwilayah pedalaman atau wilayah darek. Sedangkan rumah gadang tungkuih nasi identik dengan atap yang menyerupai bungkus nasi, dan rumah gadang ini ditemui di daerah pesisiran.

Gb. Rumah Gadang Tipe Bagonjong

Gb.. Rumah Gadang Tungkuih Nasi

Data penelitian menunjukkan, banyaknya tipe dan ragam rumah gadang yang ditemukan di Minangkabau dilihat dari bentuk atap dan bentuk struktur bangunan. Rumah gadang bagonjong di Minangkabau yang ditemukan adalah rumah gadang gajah maharam, rumah gadang gonjong ampek siba baju, rumah gadang gonjong anam, rumah gadang gonjong batingkek, rumah gadang surambi Aceh, rumah gadang surambi Aceh bagonjong ciek, rumah gadang surambi aceh bagonjong duo, rumah gadang surambi papek, rumah gadang surambi papek batingkok, rumah gadang bagonjong limo atau biasa disebut dengan rumah gadang rajo babandiang, rumah gadang gonjong limo batingkek, rumah gadang bagonjong ampek baanjuang, rumah gadang gonjong anam baanjuang, rumah gadang lontiak bagonjong duo, bahkan rumah gadang diMinangkabau juga memiliki atap gonjong terbilang angka ganjil seperti gonjong lima dan gonjong tiga.

Sedangkan rumah gadang tungkuih nasi konstruksi atapnya berbentuk bungkus nasi. Tipe ini banyak terdapat di Pariaman. Masih termasuk ke dalam tipe konstruksi tungkuih nasi, namun sedikit memiliki ciri khas berbeda adalah rumah gadang yang terdapat di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan adalah rumah gadang Kajang Padati. Rumah gadang Kajang Padati memiliki atap yang lentik atau biasa disebut dengan gonjong tak sampai. Bentuk atap rumah gadang Kajang padati mendekati bentuk atap rumah gadang lontiak bagonjong duo. bentuk atap arsitektur tradisional Aceh dan juga bentuk atap arsitektur tradisional Batak di Sumatera Utara. Adanya tipe rumah gadang Kajang Padati merupakan bentuk perjalanan sejarah, dimana perubahan bentuk atap rumah gadang terjadi karena adanya peristiwa sejarah, ketika Kerajaan Aceh menguasai pesisir barat Minangkabau sehingga membawa pengaruh pada bentuk bangunan yang dibuat.

Gb..Rumah Gadang atap Kajang Padati

Selain itu, di Minangkabau tipe terdapat  tipe bentuk rumah gadang yang dipengaruhi oleh adanya  sistem dari  sistem demokrasi yang berkembang. Paham demokrasi yang dianut di Minangkabau yaitu “Lareh Koto Piliang” yang dikembangkan oleh Datuak Katumangguangan, Lareh Bodi Caniago yang dikembangkan oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Lareh Nan Panjang yang dikembangkan oleh Datuak Sri Maharajo Nan Banego – Nego (Datuak Sikalab Dunie). Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago merupakan  sistem demokrasi awal yang berkembang di Minangkabau. Lareh Koto Piliang dalam ungkapan adat menganut paham “Bajanjang naiak, batanggo turun” yang berarti hirarki dan vertical,   Lareh Bodi Caniago dalam ungkapan adat menganut paham “Duduak randah, tagak samo tinggi” yang berarti egaliter dan horizontal dan Lareh Nan Panjang merupakan paham yang lahir dengan menganut paham  sistem demokrasi yang telah terlebih dahulu muncul. Seperti yang berbunyi dalam ungkapan adat “Pisang Sikalek kalek Hutan, Pisang Tambatu Nan Bagatah, Koto Piliang inyo bukan, Bodi Caniago inyo antah” yang dalam bahasa Indonesia berbunyi “Pisang Mentah Hutan, pisang batu yang bergetah, Koto Piliang dia bukan, bodi caniago dia tidak”. Dengan adanya  paham awal yang masing – masing menganut paham hirarki dan egaliter. Mempengaruhi bentuk rumah gadang yang dimiliki oleh keluarga atau kaum di Minangkabau. Sangat mudah dilihat perbedaan rumah gadang apabila dibedakan berdasarkan paham demokrasi yang dianut. Paham sistem demokrasi Lareh Koto Piliang rumah adatnya bercirikan adanya tingkatan – tingkatan (baanjuang) pada lantai rumah yang pada fungsi masing – masing tingkatan menjelaskan kedudukan seseorang di keluarga atau kaum. Semakin tinggi tempat duduk seseorang semakin tinggi kedudukannya. Contoh yang dapat kita lihat jelas adalah ikon wisata Sumatera Barat, yaitu Istano Basa Pagaruyung. Sedangkan paham demokrasi lareh Bodi Caniago bentuk rumah gadangnya bercirikan lantai yang datar.

Gb. Rumah Gadang Lareh Koto Piliang

Ditandai dengan tingkatan pada lantai atau baanjuang

Gb. Rumah Gadang Lareh Bodi Caniago.

Ditandai dengan lantai yang sama datar.

Dengan adanya tipe rumah gadang yang dilihat dari tipe atap dan bentuk struktur bangunan menambah kekakyaan khasanah ragam budaya Minangkabau. Keragaman terjadi oleh faktor wilayah alam, hasil kebudayaan hingga pengaruh kekuasaan yang terjadi pada masanya.

Pada masa lalu, atap rumah gadang dibuat dari bahan ijuk, dinding, lantai dan tonggak diperoleh dari kayu yang berkualitas tinggi untuk menjaga kualitas rumah gadang. Pada prosesnya, kayu yang dipilih direndam dalam waktu yang lama di dalam lumpur untuk menjaga ketahanan rumah gadang. Salah satu kayu dirumah gadang akan mendapat nama dan kedudukan istimewa. Dikenal dengan “Tonggak Tuo” yang merupakan tonggak pertama yang diambil dari sekian banyak tonggak yang akan menopang rumah gadang.

Selain memiliki keragaman dalam bentuk dan tipe. Rumah Gadang juga memiliki ragam keunikan yaitu rumah tradisional ini tidak memakai paku dalam menyambung kayunya, selain itu pada dasar rumah gadang terdapat sandi dari batu yang bertujuan untuk membuat rumah gadang tahan akan getaran. Keunikan ini merupakan hasil pemikiran nenek moyang untuk mampu bertahan dari keadaan alam dan wilayah yang keras. Bentuk rumah gadang sangat memperhitungkan penyesuaian dengan kondisi alam. Seperti harus tahan dari angin (dapat dilihat pada konstruksi bangunan atap bagonjong dan kemiringan membangun rumah gadang) serta memiliki aliran angin dibawah bangunan atau biasanya disebut panggung yang juga dimiliki oleh banyak bangunan arsitektur tradisional Indonesia lainnya. Selain itu untuk mampu menahan getaran (dapat kita ketahui saat ini Sumatera merupakan jalur patahan lempeng terbesar di Indonesia) hasil konstruksi rumah gadang adalah tidak adanyanya pemakaian paku dalam rumaha gadang, cara yang dipakai adalah menyambung kayu untuk membentuk struktur bangunan dan juga adanya pemakaian batu sebagai sandi dari tonggak penyambung ke tanah yang bertujuan untuk menahan dari getaran. Yang telah menjadi hasil penelitian dunia, bahwasanya rumah gadang merupakan arsitektur anti gempa.

Gb. Sandi Batu. Penopang tonggak rumah gadang

Dalam pembangunan rumah gadang, yang saya ketahui biasanya melalui banyak proses yaitu musyawarah untuk merencanakan membangun rumah gadang, melaksanakan gotong royong bersama mencari bahan, dan membangun secara bergotong royong. Proses yang dilakukan melalui prosesi adat yang berlaku.


Gb. Gotong Royong pembangunan rumah gadang. Prosesi Batagak Tonggak Tuo

Selain mengandung fungsi, makna, dan filosofi dari proses pembangunan. Tatacara ketika berada di rumah gadang sudah diatur dalam adat Minangkabau. Salah satunya adalah posisi duduk ketika ada suatu prosesi adat. Duduk dirumah gadang tidak boleh sembarangan, karena posisi – posisi duduk telah diatur sesuai dengan kedudukan dalam sebuah keluarga atau kaum.

Rumah Gadang merupakan salah satu hasil peradaban kebudayaan Nusantara yang menjadi poros terpenting yang membentuk masyarakat Minangkabau. Rumah Gadang adalah rumah adat tradisional masyarakat Minangkabau yang memiliki makna , filosofi, dan ilmu pengetahuan.


Gb. Prosesi Batagak Pangulu yang dilakukan di rumah gadang.

Hingga saat ini, hampir disemua daerah di Sumatera Barat (basis utama etnis minangkabau) masih bisa dijumpai rumah gadang tua yang masih terjaga. Selain rumah gadang tua, kita juga masih bisa menemukan rumah gadang dalam bentuk rumah gadang keluarga lama yang sebenarnya adalah rumah tempat tinggal sebuah keluarga yang mengadaptasi bentuk rumah gadang seperti yang banyak terdapat di Kabupaten Limo Puluh dan di Kota / Kabupaten Solok.


Gb. Deretan rumah gadang di Nagari seribu rumah gadang kabupaten Solok Selatan.

Kondisi rumah gadang saat ini sebagai salah satu poros terpenting yang membentuk masyarakat Minangkabau sudah mulai ditinggalkan, sama halnya dengan kondisi rumah tradisional yang terdapat di seluruh Indonesia. Dengan berbagai factor rumah tradisional sudah mulai perlahan hilang, mulai dari susahnya mencari bahan, biaya perawatan, kerumitan hingga tergerus oleh perkembangan zaman.


Kata Kunci : Rumah Gadang, Minangkabau, Sumatera Barat

Glossary :
  • Gadang : Besar
  • Kaum : Kelompok/Keluarga garis matrilineal
  • Matrilinial : Garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu.
  • Bundo Kanduang : Berasal dari kata Bundo artinya Ibu, kanduang artinya kandung. Yang berarti ibu kandung. Di Minangkabau setidaknya terdapat  versi dari istilah Bundo Kanduang. Pertama Bundo Kanduang menurut cerita kaba, kedua Bundo Kanduang sebagai nama organisasi perempuan di Sumatera Barat dan ketiga versi masyarakat adat Minangkabau.
  • Limpapeh : dalam artian harfiah adalah kupu – kupu yang berwarna putih
  • Rangkiang : lumbung / tempat menyimpan padi di Minangkabau
  • Surau : tempat mengaji dan belajar adat di Minangkabau
  • Atok : atap
  • Bagonjong : berbentuk seperti tanduk
  • Tungkuih : bungkus
  • Darek : merupakan wilayah inti gabungan dari tiga wilayah luak (luhak) yang disebut luhak nan tigo. Luhak adalah merupakan daerah awal bermukim / tanah asa (tanah asal)masyarakat dan daerah awal perkembangan peradaban adat dan kebudayaan Minangkabau
  • Maharam : jongkok
  • Ampek : empat
  • Siba : pisah
  • Anam : enam
  • Batingkek : bertingkat
  • Surambi : serambi
  • Ciek : satu
  • Duo : dua
  • Papek : sejajar, berdekatan
  • Batingkok : mempunyai kata dasar tingkok yang berarti tutup
  • Limo : lima
  • Rajo : raja
  • Babandiang : (ber)banding
  • Baanjuang : tingkatan lantai dalam satu level
  • Kajang : anyaman dr bambu (daun nipah, mengkuang, dsb) untuk atap untuk pedati
  • Padati : pedati
  • Lareh : kata dasar yang dipakai untuk kalarehan (kelarasan)
  • Tonggak Tuo : tonggak Pertama
  • Nagari : desa

Sumber :

- http://www.goodnewsfromindonesia.org
- Asro Suardi. "Inventarisasi rumah gadang di Minangkabau".
- Amir .M.S. Masyarakat Adat Minangkabau Terancam Punah. PT.Mutiara Sumber Widya.
- Ahmad DT.Batuah dan A.DT.Majoindo. Tambo Minangkabau dan Adatnya. Balai Pustaka.
- Mahmoed.BA., A. Manan Rajo Pangulu. Himpunan Tambo Minangkabau dan Bukti Sejarah.
- wikipedia

0 comments:

Post a Comment