Rangkiang dan Masyarakat Minangkabau
Rangkiang adalah lumbung padi atau tempat penyimpanan padi di Nagari Minang, yang pada umumnya dapat ditemui di halaman Rumah Gadang.
Rangkiang berasal dari kata Ruang hinyang, yang kemudian mengalami perubahan bunyi menjadi Rangkiang. Padi di dalam Rangkiang bernaung dibawah pengawasan Mamak atau Tungganai dalam suatu kaum, sedangkan kekuasaan penuhnya dipegang oleh Bundo Kanduang.
Gambar : rangkiang di komplek istano pagaruyung
Di Minangkabau, Rumah Gadang, Rumah Tradisional Minangkabau bangunnya tidaklah berdiri sendiri, namun juga mempunyai bangunan-bangunan lain disekitarnya.
Selain fungsi pangan, rangkiang juga berfungsi dalam hal memperindah tampilan Rumah Gadang itu sendiri.
Bangunan rangkiang juga mirip dengan rumah gadang, yaitu memiliki gonjong, beratap ijuk, bentuknya ramping, lebih kecil ke bawah dan besar ke atas. Untuk mengambil dan memasukkan padi ke dalam Rangkiang, dipergunakan sebuah tangga dari bambu. Dan tangga ini tidak menyatu dengan bangunan rangkiang sehingga bisa dipindah-pindahkan. Tangga ini biasanya disimpan dalam kandang rumah gadang.
Di Minangkabau ada banyak jenis rangkiang yang diberi nama sesuai dengan tujuan padi yang disimpan dalam rangkiang tersebut.
Menurut H. Djafri Dt. Lubuk Sati Dsn, ada 9 jenis Rangkiang, yaitu:
- Sitinjau Lauik atau “Kapuak Adat Jo Pusako”. Kegunaannya untuk hal-hal yang berkaitan dengan acara adat, spt mendirikan penghulu, kematian dan acara-acara adat lainnya.
- Mandah Pahlawan atau “Kapuak Tuhuak Parang”. Kegunaannya untuk makanan bagi para pejuang dan orang-orang yang berperang mempertahankan kampung dari serangan luar.
- Harimau Paunyi Koto atau “Kapuak Pambangunan Nagari”. Dana-dana serta keperluan untuk membangun ‘nagari’ semua diambil dari rangkian ini.
- Sibayau-bayau disebut juga “Kapuak Salang Tenggang”. Rangkiang ini dipergunakan untuk membantu orang-orang yang berada dalam keadaan kesempitan tau kekurangan.
- Sitangka lapa atau kapuak gantuang tungku. Isi rangkiang ini dipergunakan atau disiagakan untuk saat paceklik.
- Galuang bulek basandiang atau kapuak abuan penghulu. Isi rangkiang ini diperuntukkan bagi seorang penghulu dalam kaum tersebut dalam mendukung segala kegiatan dan aktivitasnya.
- Garuik Simajo Labieh atau kapuak abuan sumando. Orang sumando juga mempunyai abuan untuk kepentingan anak isterinya.
- Gadang Bapantang Luak kegunaannya untuk makanan harian anggota keluarga rumah gadang.
- Kaciak Simajo Kayo atau kapuak abuan rang mudo. Isi rangkiang ini digunakan untuk anak muda yang ada dalam rumah gadang seperti untuk keperluan biaya pernikahan.
- Rangkiang Sitinjau Lauik, yaitu tempat penyimpan padi yang akan digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga yang tidak dapat dibikin atau dihasilkan sendiri. Rangkiang Sitinjau Lauik lebih ramping dari yang lain dan letaknya ditengah, diantara rangkiang lain.
- Rangkiang Si bayau-bayau. Inilah rangkiang tempat menyimpan padi yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Tipenya gemuk dan letaknya disebelah kanan.
- Rangkiang Si tangguang lapa. Rangkiang ini digunakan untuk menyimpan padi cadangan yang akan digunakan pada musim paceklik. Bentuknya persegi.
- Rangkiang kaciak. Rangkiang kaciak digunakan untuk menyimpan padi yang akan digunakan untuk bertanam pada musim berikutnya. Atapnya tidak bergonjong dan bangunannya lebih kecil dan rendah. Adakalanya berukuran bundar.
Banyaknya rangkiang serta dengan fungsi yang berbeda menunjukkan bahwa dahulunya masyarakat etnis Minangkabau adalah masyarakat yang sejahtera secara ekonomi. Ini bisa dilihat dari fungsi-fungsi rangkiang tersebut.
Rangkiang juga memperlihatkan bagaimana tingginya jiwa sosial masyarakat Minangkabau dahulunya. Ini terbukti dengan ada beberapa rangkiang yang difungsikan untuk keperluan masyarakat banyak.
-wikipedia
-infosumbar
0 comments:
Post a Comment